Minggu, 27 Februari 2011

TEORI BELAJAR VAN HIELE


TEORI BELAJAR VAN HIELE
A. Pendahuluan
Dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre Van Hiele dan isterinya, Dian Van Hiele-Geldof, pada tahun-tahun 1957 sampai 1959 mengajukan suatu teori mengenai proses perkembangan yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri. Dalam teori yang mereka kemukakan, mereka berpendapat bahwa dalam mempelajari geometri para siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap tertentu.
B. Tingkat kognitif menurut Van Hiele
Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut:
Level 0. Tingkat Visualisasi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama persegipanjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun persegipanjang tersebut.
Level 1. Tingkat Analisis
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa suatu bangun merupakan persegipanjang karena bangun itu “mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku”
Level 2. Tingkat Abstraksi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini siswa sudahmemahami pelunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
Berikut ini merupakan contoh pekerjaan siswa pada level 2.

Level 3. Tingkat Deduksi Formal
Pada tingkat ini siswa sudah memahami perenan pengertian-pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa sudah mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berpikir yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses berpikir tersebut.
Level 4. Tingkat Rigor
Tingkat ini disebut juga tingkat metamatematis. Pada tingkat ini, siswa mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih dari satu geometri.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya geometri-geometri yang lain di samping geometri Euclides.
Menurut Van Hiele, semua anak mempelajari geometri dengan melalui tahap-tahap tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang siswa mulai memasuki suatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.
Selain itu, menurut Van Hiele, proses perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih bergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui siswa.
C.
Implementasi teori Van Hiele dalam Pembelajaran
Untuk meningkatkan suatu tahap berpikir ke tahap berpikir yang lebih tinggi Van Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5 fase (langkah), yaitu ; informasi (information), orientasi langsung (directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration).
Fase 1 : Informasi (information)
Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang obyek-obyek yang dipelajari pada tahap berpikir yang bersangkutan. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil melakukan observasi. Tujuan kegiatan ini adalah :
a. Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa mengenai topik yang di bahas.
b. Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.
Fase 2 : Orientasi langsung (directed orientation)
Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat disiapkan guru. Aktifitas ini akan berangsur-angsur menampakkan kepada siswa struktur yang memberi ciri-ciri untuk tahap berpikir ini. Jadi, alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas pendek sehingga dapat mendatangkan repon khusus.
Fase 3 : Penjelasan (explication)
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Di samping itu untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan seminimal mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata.
Fase 4 : Orientasi bebas (free orientation)
Siswa mengahadapi tugas-tugas yang lebih komplek berupa tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas-tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas-tugas open ended. Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi diantara para siswa dalam bidang investigasi, banyak hubungan antara obyek-obyek yang dipelajari menjadi jelas.
Fase 5 : Integrasi (Integration)
Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari siswa. Hal ini penting tetapi, kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru.

Sabtu, 12 Februari 2011

hipotesis


Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti, menunjukkan hubungan antara variable-variabel, dapat diuji, mengikuti temuan-temuan penelitian terdahulu.

Adapun fungsi-fungsi hipotesis, yaitu: membimbing pikiran peneliti dalam memulai penelitian, menentukan tahapan atau prosedur penelitian, membantu menetapkan format dalam menyajikan, menganalisis dan menafsirkan data dalam tesis.

Ada beberapa tipe hipotesis, yaitu:
1.Hipotesis nol mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan
2.Hipotesis alternative adalah pernyataan operasional dari hipotesis penelitian. Bila hipotesis alternatif berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila hipotesis alternatif berdasarkan pengamatan disebut hipotesis induktif
3.Hipotesis non- directional tidak menunjukkan suatu arah. Untuk itu digunakan uji dua pihak
4.Hipotesis directional memperlihatkan arah pengaruh atau arah perbedaan.

Contoh hipotesis nol (Ho) ; Tidak ada perbedaan kreatifitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga.

Contoh hipotesis alternative (Ha) ; Ada perbedaan kreativitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga atau Kreativitas anak yang diberi keleluasaan lebih tinggi daripada kreativitas anak yang dikekang (hubungan positif) ; atau kreativitas anak yang dikekang lebih tinggi daripada kreativitas anak yang diberi keleluasaan (hubungan negatif).
hipotesis adalah dugaan sementara

hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian. hipotesis dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis alternatif (ha) dan hipotesis nol (ho). hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya, sedangkan variabel nol adalah variabel yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Jadi, Hypotesis adalah kebenaran yang rendah (yang perlu ditelusuri lagi atau perlu dibuktikan lagi kebenarannya). Itu kalau secara bahasa/istilah. Lebih jelasnya, secara konsep, Hypotesis adalah sejumlah pernyataan yang membutuhkan pengkajian lebih mendalam hingga dapat terbukti kebenarannya (secara ilmiah).


terima kasih, semoga bermanfaat.

hipotesis


Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah yang spesifik. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti, menunjukkan hubungan antara variable-variabel, dapat diuji, mengikuti temuan-temuan penelitian terdahulu.

Adapun fungsi-fungsi hipotesis, yaitu: membimbing pikiran peneliti dalam memulai penelitian, menentukan tahapan atau prosedur penelitian, membantu menetapkan format dalam menyajikan, menganalisis dan menafsirkan data dalam tesis.

Ada beberapa tipe hipotesis, yaitu:
1.Hipotesis nol mengandung arti tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan
2.Hipotesis alternative adalah pernyataan operasional dari hipotesis penelitian. Bila hipotesis alternatif berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila hipotesis alternatif berdasarkan pengamatan disebut hipotesis induktif
3.Hipotesis non- directional tidak menunjukkan suatu arah. Untuk itu digunakan uji dua pihak
4.Hipotesis directional memperlihatkan arah pengaruh atau arah perbedaan.

Contoh hipotesis nol (Ho) ; Tidak ada perbedaan kreatifitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga.

Contoh hipotesis alternative (Ha) ; Ada perbedaan kreativitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang dikekang dalam keluarga atau Kreativitas anak yang diberi keleluasaan lebih tinggi daripada kreativitas anak yang dikekang (hubungan positif) ; atau kreativitas anak yang dikekang lebih tinggi daripada kreativitas anak yang diberi keleluasaan (hubungan negatif).
hipotesis adalah dugaan sementara

hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian. hipotesis dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis alternatif (ha) dan hipotesis nol (ho). hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya, sedangkan variabel nol adalah variabel yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Jadi, Hypotesis adalah kebenaran yang rendah (yang perlu ditelusuri lagi atau perlu dibuktikan lagi kebenarannya). Itu kalau secara bahasa/istilah. Lebih jelasnya, secara konsep, Hypotesis adalah sejumlah pernyataan yang membutuhkan pengkajian lebih mendalam hingga dapat terbukti kebenarannya (secara ilmiah).


terima kasih, semoga bermanfaat.

Kamis, 10 Februari 2011

Contoh-contoh Judul PTK


Contoh-contoh Judul PTK
  1. Penerapan pembelajaran konseptual interaktif dan pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa  kelas X di SMA ....
  2. Meningkatkan kompetensi penalaran dan komunikasi matematika siswa SMA melalui implementasi model pembelajaran Reasoning and Contextual Problem Solving
  3. Penerapan Problem Based Learning berorientasi penilaian kinerja dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kompetensi karya ilmiah siswa.
  4. Aplikasi konsep-konsep matematika melalui pembelajaran berbasis masalah pada siswa SMA ....
  5. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA... dengan pendekatan realistik.
  6. Peningkatan kebermaknaan matematika melalui pembelajaran matematika realistik siswa kelas XI Madrasah Aliyah....
  7. Peningkatan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA melalui pembelajaran kontekstual.
  8. Meningkatkan konsep matematika melalui pembelajaran langsung bermedia komputer siswa MAN ....
  9. Penerapan model pembelajaran kooperatif type NHT untuk meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa SMA....
  10. Penerapan model kooperatif konsultatif untuk meninkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas XI F SMAN….

terima kasih, semoga bermanfaat.

Simpulan dan Saran


Simpulan dan Saran
            Di dalam simpulan yang disusun harus sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Saran disusun untuk tindak lanjut penelitian berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan juga untuk penerapan hasil, saran sebaiknya disusun secara operasional ditujukan kepada siapa.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil Penelitian dan Pembahasan
            Dalam hasil penelitian disajikan dalam bentuk siklus dengan data lengkap. Dalam bagian ini diuraikan tindakan yang khas yang dilakukan sehingga terlihat bedanya dengan pembelajaran yang selama ini biasa dilakukan. Selain itu diuraikan pula pelaksanaan tindakan , dan juga disajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui berbagai instrument, sedangkan data lengkap disajikan dalam lampiran. Disampaikan pula aspek keberhasilan dan kelemahan dan rencana tindak lanjut. Mengapa berhasil (tidak)?, apa yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya. Disajikan analisis data dan hasil perubahan dalam bentuk grafik/statistik deskriptif dioptimalkan.
            Dalam pembahasan adalah membahas hasil penelitian, sehingga ada ulasan tentang perubahan yang dihasilkan dari tiap siklus dan keseluruhan siklus.

terima kasih, semoga bermanfaat.

PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN


PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
            Laporan hasil PTK  dengan kelengkapan dan sistematika sebagai berikut.
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (KALAU ADA)
DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah dan Pemecahannya
C.     Tujuan Penelitian
D.    Manfaat Hasil Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
B.     Kerangka Pikir
C.     Hipotesis Tindakan
BAB III. METODE PENELITIAN
A.    Lokasi dan Waktu Penelitian
B.     Subjek Penelitian
C.     Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
B.     Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

terima kasih, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka


Daftar Pustaka
            Daftar pustaka disusun menurut abjad, penulisan dimulai darai: nama pengarang, tahun terbit buku, judul buku, kota tempat terbit, dan penerbit.
            Pustaka yang ditulis adalah pustaka yang benar-benar digunakan dan terdapat dalam laporan penelitian.
Contoh:
            Sugiyono. 1997. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Indikator Keberhasilan


Indikator Keberhasilan
            Pada bagian ini kriteria keberhasilan dinyatakan dengan jelas, penelitian dikatakan berhasil apabila telah memenuhi kriteria tertentu (kriteria tersebut ditentukan oleh peneliti sendiri secara rasional).

terima kasih, semoga bermanfaat.

Data dan Cara pengumpulan


Data dan Cara pengumpulan
            Data yang diambil disesuaikan dengan permasalahan yang ada, untuk memecahkan masalah diperlukan data-data. Cara pengumpulan datanya tergantung dari jenis data yang ada.
Misal kan data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes,  data tentang aktivitas belajar dikumpulkan dengan observasi.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Rencana Penelitian


Rencana Penelitian
            Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti sudah merencanakan ada berapa siklus dalam penelitian yang akan dilakukan (misal: dua siklus atau tiga siklus), termasuk didalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaa, implementasi, pengatan, dan refleksi. Kemudia uraikan masing-masing siklus yang direncanakan dengan tahapannya.
(a)  Perencanaan
            Perencanaan adalah persiapan-persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK. Persiapan dilakukan untuk beberapa siklus (paling tidak di desain dua siklus. Misalnya: menyusun skenario pembelajaran ( RP), menyusun tes yang akan digunakan, menyusun pedoman observasi, menyusun pedoman wawancara, menyusun tes hasil belajar, menyiapkan media pembelajaran, merencanakan kapan implementasi dilaksanakan, atau yang lainnya. Selain itu perlu disebutkan juga personal yang akan dilibatkan. Disamping itu juga diuraikan juga alternative-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah.
(b)  Implementasi Tindakan
            Implementasi tindakan yaitu penerapan dari perencanaan pada (a) , apa yang sudah direncanakan sebelumnya akan dilakukan pada tahapan ini.
(c)  Pengamatan
            Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perekaman dan pengolahan, serta penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan. Dalam hal ini evaluasi juga dilakukan dalam tahapan ini.
(d)  Refleksi
            Pada bagian ini diuraikan tentang prosedur analisis, refleksi berkenaan dengan proses, dampak tindakan perbaikan, kriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya  apabila memang diperlukan.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Subjek Penelitian


Subjek Penelitian
            Dalam bagian ini diungkapkan tentang siapa, kelas berapa yang dikenai penelitian, serta diungkapkan pula di mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini karakteristik siswa yang diteliti juga perlu diuraikan.
            Pada bagian ini ditentukan pula yang merupakan fokus penelitian untuk menjawab permasalahan. Contoh fokus penelitian: aktivitas belajar siswa, lingkungan belajar siswa, cara belajar,  motivasi belajar siswa, sikap siswa, hasil belajar siswa, prestasi belajar siswa.
terima kasih, semoga bermanfaat.

hipotesis tindakan


Hipotesis  Tindakan
            Kesimpulan kerangka berpikir yang argumentatif adalah pengajuan hipotesis  yang definitif. Hipotesis inilah yang akan dibuktikan dalam penelitian.         
terima kasih, semoga bermanfaat.

kerangka berfikir


            Kerangka berpikir merupakan  justifikasi  “ a priori” (sebelum data dikumpulkan) mengenai apa yang diduga akan terjadi dan alasannya. Sesuai dengan hakikatnya kerangka berpikir besifat argumentatif .  Argumentasi harus logis dan dapat dipertanggungjawabkan di depan publik masyarakat ilmiah.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Landasan Teori


            Pada bagian ini diungkapkan landasan teoretiknya yang akan digunakan peneliti untuk menentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu dalam bagian ini diuraikan teori-teori yang termuat dalam berbagai kepustakaan yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Manfaat Penelitian


            Dalam bagian ini perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dijanjikan akan diperoleh siswa. Disamping itu perlu disampaikan pula keuntungan-keuntungan bagi guru maupun lembaga.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian
            Dalam tujuan PTK hendaknya telah tercermin paparan tindakan yang dilakukan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Cara Pemecahan Masalah


            Pada bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan hendaknya mempunyai landasan yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Permasalahan

Permasalahan
            Permasalahan hendaknya diuraikan dengan jelas dalam bagian ini. Masalah diangkat dari kondisi nyata  sehari-hari di kelas yang memang benar-benar perlu dielesaikan melalui PTK.  Permasalahan yang diangkat hendaknya bukan merupakan masalah yang bukan diluar jangkauan peneliti.  Uraian permasalahan yang ada sebaiknya didahului dengan identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan penentuan masalah yang akan diteliti. Permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk pernyataan.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Alasan Pemilihan Judul


            Dalam latar belakang masalah hendaknya peneliti mengemukakan dengan jelas bahwa masalah tersebut memang banar-benar perlu segera dipecahkan. Dalam latar belakang masalah perlu dijelaskan keadaan sesungguhnya yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu seandainya ada hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang terkait dengan judul penelitian, serta pendapat para ahli yang juga terkait dengan penelitian akan menambah keyakinan bahwa penelitian tersebut memang perlu segera untuk dilakukan. karakteristik PTK yang berbeda dengan penelitian lain hendaknya juga tercermin pada bagian ini.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Judul Penelitian


Judul Penelitian
            Judul PTK hendaknya menyatakan dengan tepat permasalahan dan bentuk tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti, judul hendaknya jelas, singkat namun sudah menunjukkan karakteristik sebuah penelitian tindakan kelas.
Contoh judul PTK
*      Meningkatkan pemahaman siswa pada konsep bangun datar dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas 3 SD Sukamaju Semarang tahun pelajaran 2003/2004.
*      Meningkatkan hasil belajar siswa pada soal cerita dengan menerapkan teori Polya di SD Sukamaju Semarang Kelas 6 tahun pelajaran 2003/2004.
*      Pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan  untuk meningkatkan hasil belajar siwa kelas 3 SD Sukamaju Semarang.
*      Meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan desimal melalui penerapan metode problem posing pada siswa kelas 6 SD Sukamaju Semarang tahun pelajaran 2003/2004.

terima kasih, semoga bermanfaat.

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENYUSUNAN PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
            Menyususn proposal penelitian tindakan kelas tidak jauh berbeda dengan usulan proposal-proposal penelitian yang lainnya. Oleh karena penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik khusus maka proposalnya juga sedikit berbeda dengan proposal penelitian formal yang lainnya.
            Adapun sistematika dalam penyusunan proposal PTK sebagai berikut.
JUDUL PENELITIAN
A.  PENDAHULUAN
      1.   Latar Belakang Masalah
      2.   Permasalahan
      3.   Cara Pemecahan Masalah
      4.   Tujuan Penelitian
      5.   Manfaat penelitian
B.  LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
      1.   Landasan Teori
      2.   Kerangka Berpikir
      3.   Hipotesis Tindakan
C.  METODE PENELITIAN
  1. Subjek Penelitian
  2. Rencana  Tindakan
  3. Data dan Cara Pengumpulan Data
  4. Indikator Keberhasilan
DAFTAR PUSTAKA
terima kasih, semoga bermanfaat.

Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas


Dalam PTK analisis data dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: (a) reduksi; (b) pemaparan; dan (c) penarikan kesimpulan. Reduksi adalah proses penyederhanaan data melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Peneliti tindakan kelas setelah mengumpulkan berbagai macam data baik data yang secara langsung dijadikan indikator permasalahan maupun data dampak ikutan selanjutnya perlu melakukan reduksi data dengan memilah-milah data mana saja yang bermanfaat dan data mana yang dapat diabaikan sehingga data yang terkumpul sungguh memberikan informasi yang bermanfaat dan bermakna.
      Selanjutnya paparan data dapat dilakukan dengan tampilan dalam bentuk: (a) narasi atas data yang terkumpul yang telah direduksi sehimgga memberi informasi yang bermakna; (b) grafis; (c) tabel; (d) matriks yang menunjukkaan informasi tentang suatu hal atau kaitan antara variabel yang satu dengan yang lain.
      Penyimpulan merupakan proses pengambilan intisari atas sajian data yang telah dipaparkan ke dalam bentuk pertanyaan atau formula yang singkat, padat tetapi mengandung pengertian luas.      
      Refleksi merupakan suatu perenungan secara intens apa yang terjadi dan tidak terjadi, mengapa demikian? Pemikiran tersebut selalu dikaitkan dalam kerangka berpikir pemecahan masalah atau kerangka tindakan yang dipilih  sebagai alternatif pemecahan masalah. Dengan demikian memungkinkan bagi peneliti untuk memikirkan alternatif-alternatif lanjutan atau penyempurnaan atas bentuk tindakan yang telah dipilih dan dilaksanakan tersebut.  Secara tehnis refleksi dilakukan dengan pendekatan analitis, sintetis dan pendekatan berpikir induktif dan deduktif,. Berpikir reflektif dengan demikian mensyaratkan secara intensif pemikiran dengan pendekatan induktif dan deduktif atau antara penyusunan abstraksi dan jabaran empirik atas dasar informasi yang terkumpul.
      Dalam PTK refleksi tidak lain adalah untuk menetapkan taraf keberhasilan atau kegagalan alternatif tindakan yang dipilih dan dilaksanakan guna menentukan langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan penelitian yaitu pemecahan masalah penelitian dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bertolak dari hal tersebut peneliti dapat menentukan apakah perlu ada siklus lanjutan. Jika diyakini bahwa masalah penelitian telah terpecahkan dengan indikasi tercapainya atau munculnya atau terjadinya kondisi indikator-indikator sesuai dengan apa yang telah ditetapkan maka siklus lanjutan tidak diperlukan lagi. Namun demikian apabila diyakini bahwa tujuan belum tercapai sebagian atau bahkan seluruhnya maka peneliti perlu melanjutkan siklus berikutnya dengan alternatif tindakan tertentu dalam bentuk penyempurnaan tindakan yang dilaksanakan terdahulu (siklus sebelumnya) ataukah alternative tindakan yang lainnya yang dinilai lebih menunjang keberhasilan PTK.
      Dalam rangka menetapkan langkah lanjutan maka hendaknya beberapa hal berikut dipertimbangkan seperti: (1) kondisi saat pelaksanaan tindakan terdahulu dengan segala hasilnya; (2) taraf peluang keberhasilan alternatif tindakan yang dipilih untuk siklus lanjutan; (3) dukungan sarana dan prasarana yang dipelukan; (4) kendala-kendala yang mungkin dihadapi dengan implementasi tindakan yang dipilih untuk siklus selanjutnya.
            Penelitian yang dilakukan secara kolaboratif pelaksanaan refleksi juga dilakukan secara kolaboratif. Hal ini akan membuka wawasan  masing-masing anggota peneliti pada pandangan yang lebih luas. Memang pada akhirnya setiap guru harus mampu menetapkan keputusan professional dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui berbagai aktivitas penelitian tindakan kelas.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Instrumen Penelitian PTK

            Instrumen yang disusun tergantung dari permasalahannya, untuk memecahkan masalah dalam PTK diperlukan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data.
      Berikut ini instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK.
(a)    Tes
      Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan  selama dikenai tindakan, dan kemampuan siswa pada akhir timdakan. Tes ini sangat beragam , dari tes sederhana yang disebut kuis, sampai pada tes dengan bentuk lengkap. Tes dapat dilakukan secara tertulis, lisan atau tes keterampilan.
(b)   Pedoman Pengamatan
      Teknik pengamatan (observasi) dengan alatnya panduan/pedoman pengamatan diperlukan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk pedoman pengamatan dapat berupa lembar pengamatan yang sudah dengan rinci menampilkan aspek-aspek dari proses yang harus diamati, dan tinggal membubuhkan tanda cek atau menuliskan secara singkat informasi yang diperlukan selama kegiatan belajar berlangsung. Selain itu catatan kualitatif juga diperlukan untuk menunjukkan kecenderungan perubahan yang bersifat positif atau negatif.
(c)    Dokumentasi
      Banyak informasi yang karena sifatnya sudah ada dan tersimpan di dalam dokumen, sehingga untuk mengenalinya membutuhkan upaya menganalisis dokumen yang sudah ada. Misalnya buku catatan siswa, buku pekerjaan rumah siswa, rencana pelajaran dan lain sebagainya.  Selain itu slide dan foto dengan atau tanpa tambahan audio adalah cara yang sangat bermanfaat untuk merekam kejadian-kejadian dalam kelas atau menggambarkan suatu episode pembelajaran. Alat tersebut juga dapat membantu alat pengumpul data yang lain atau sebagai sarana untuk memberikan acuan pada saat wawancara atau diskusi. Pendekatan ini akan lebih baik jika ditambahkan pula penggunaan video.
(d)   Kartu
      Sistem kartu juga sangat membantu pencatatan berbagai hal, satu kartu untuk satu informasi. Untuk siswa  dapat dibuat kartu prestasi. Kartu juga dapat dipakai untuk merekam perkembangan proses pembelajaran antar waktu, misalnya kartu tentang cara menyelesaikan soal, cara mengajukan pertanyaan  dan lain sebagainya.
(e)    Angket dan Wawancara
      Angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara tertulis, sedangkan wawancara dilakukan secara lisan.
      Persyaratan pewawancara antara lain: (1) bersikap simpatik, menarik, dan perhatian terhadap pendengar, tanpa mengambil bagian aktif dalam wawancara; (2) bersifat netral pada suatu masalah; (3) harus rileks; (4) sudah menyusun garis-garis besar pertanyaan, dan menyusun kembali pertanyaan jika jawabanya masih kabur dan terlalu umum.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Pengembangan Desain Penelitian Tindakan Kelas


Pada prinsipnya diterapkannya PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang ada di dalam kelas, sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan di dalam kelas.
            Ada beberapa desain penelitian antara lain adalah  desain Model Kurt Lewin, desain PTK Model Kemmis & Mc Taggart, desain PTK Model John Elliot, desain PTK Model Hopkins. Secara singkat langkah-langkah pada tiap model terdiri dari empat komponen  yang dijelaskan sebagai berikut.
(a)  Perencanaan
            Di dalam perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyususn rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan PTK, sementara itu perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karena itu dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang. Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan strategi pembelajaran, media, dan materi pembelajaran. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu rencana kegiatan mengajar.
(b) Implementasi
            Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang telah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkannya, atau yang lainnya.
(c)  Pengamatan dan Evaluasi.
            Pengamatan, observasi, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas yang dipakai untuk penelitian. Misalnya mengenai situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkannya atau yang lainnya.

(d) Refleksi
            Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti atau kolaborator atau oleh partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.
            Untuk lebih jelasnya prosedur dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan komponen-komponennya dapat dilihat pada gambar berikut.


Tampak jelas bahwa penelitian tindakan kelas mencakup beberapa tahap, yang dimulai dari adanya permasalahan.
            Berkaitan dengan masalah siklus PTK, maka muncul pertanyaan berapa banyak siklus yang perlu dilaksanakan oleh peneliti ?  Berapa siklus dalam PTK yang akan dilakukan oleh guru tergantung pada apakah tujuan PTK telah tercapai atau apakah masalah penelitian telah berhasil dipecahkan. jika masalah penelitian belum terpecahkan atau tujuannya belum tercapai maka pada dasarnya siklus berikutnya tetap diperlukan. Apabila guru berpendapat bahwa berdasar data yang telah diperoleh dari pengamatan dampak implementasi PTK setelah dilakukan refleksi telah memenuhi harapan yaitu terpecahkannya masalah yang ada maka sebenarnya siklus berikutnya tidak diperlukan lagi. Oleh karena itu tahapan refleksi sangat penting dalam PTK karena dengan tahapan ini dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan penelitian, atau masihkah diperlukan siklus lanjutan dengan alternatif tindakan lain untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
terima kasih, semoga bermanfaat.

definisi PTK


PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas secara professional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh seorang guru.
            PTK mempunyai karakteristik tertentu yaitu memecahkan masalah di mana permasalahan diangkat dari keadaan sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Jadi PTK dapat dilaksanakan jika guru dari awal sudah menyadari adanya permasalahan dalam pembelajaran, dan guru menyadari bahwa masalah tersebut perlu dipecahkan secara ilmiah. Karakteristik berikutnya adalah dapat dilihat dari bentuk nyata kegiatan penelitian itu sendiri. Dalam PTK ada tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Penelitian-penelitian kelas yang dilakukan dengan mencobakan berbagai tindakan seperti itulah yang menjadi karakteristik penting bagi PTK.
terima kasih, semoga bermanfaat.

Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas


            Prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
1.   Guru dalam melakukan PTK tidak berdampak menganggu proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tindakan yang akan dilakukan memberikan yang terbaik bagi siswa, meningkatkan kemampuan siswa serta mengacu kepada penguasan materi pembelajaran.  
2.   Penelitian tindakan kelas sangat situasional, yaitu berkaitan dengan mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu. Masalahnya diangkat dari praktek pembelajaran keseharian yang benar-benar dirasakan oleh guru atau siswanya. Kemudian diupayakan penyelesaian demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru, dan mutu sekolahnya, dengan jalan merefleksi diri, yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan penuh keseharian tugas-tugasnya, sekaligus secara sistematik.
3.   Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswanya , yaitu satuan kerja sama dengan prespektif yang berbeda. Misalnya bagi guru demi meningkatkan mutu profesionalnya dan bagi siswa meningkatkan prestasi belajarnya. Kerja sama kolaboratif ini dengan sendirinya juga partisipatori, yaitu setiap anggota tim itu secara langsung mengambil bagian dalam pelaksannan PTK dari awal sampai akhir.
4. Penelitian tindakan kelas itu bersifat self evaluatif, yaitu kegiatan modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan yang tujuan akhirnya adalah untuk peningkatan perbaikan dalam praktek nyata.
5. Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan. Adanya penyesuaian itu menjadikan suatu prosedur yang cocok untuk belajar dikelas yang memilki banyak kendala yang melatarbelakangi masalah di sekolah.
6. Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empiris. PTK menelaah ada tidaknya kemajuan, sementara proses pembelajaran terus berjalan, informasi-informasi dikumpulkan, diolah, didiskusikan, dinilai dan guru bersama siswanya berbuat melakukan tindakan.
7.  Dalam PTK sifat sasarannya situasional spesifik, tujuannya pemecahan masalah praktis. Temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasi, kendali peubah pada pada ubahan bebas tidak ada. Dalam pengkajian permasalahannya prosedur pengumpulan data dan pengolahannya dilakukan secara cermat dengan cara-cara ilmiah.
terima kasih, semoga bermanfaat.

manfaat PTK


Manfaat Penelitian Tindakan Kelas          
1.   Dengan tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru dan dilaksanakannya PTK yang berkesinambungan berarti kalangan guru makin diberdayakan mengambil prakarsa professional yang semakin mandiri, percaya diri dan makin berani mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal yang baru yang patut diduga akan memberikan perbaikan serta peningkatan. Pengetahuan  yang dibangunnya dari pengalaman semakin banyak dan menjadi suatu teori, yaitu teori tentang praktek.
2.   Pengalaman dari PTK akan menjadikan guru berani menyususn sendiri kurikulum dari bawah, dan menjadikan guru lebih mandiri.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Penelitian Tindakan Kelas – Beberapa Kriteria yang Biasanya Dinilai


Peenelitian tindakan kelas yang baik biasanya akan memenuhi berbagai kriteria, sehingga apabila dilaksanakan akan memperoleh hasil sesuai yang diharapkan: yaitu peningkatan mutu pembelajaran. Beberapa kriteria yang merujuk pada penelitian tindakan kelas yang baik antara lain:


a. Perumusan Masalah (terutama: asal, relevansi, dan cakupan permasalahan).

b. Cara Pemecahan Masalah (terutama: rancangan tindakan, dan kontekstualitas tindakan, kriteria keberhasilan sebuah tindakan).

c. Kemanfaatan Hasil Penelitian (terutama: potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).

d. Prosedur Penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil penelitian).

e. Kegiatan Pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan penelitian, dan kelayakan pembiayaan).

.terima kasih, semoga bermanfaat.

Penelitian Tindakan Kelas – Aneka Teknik Pengumpulan Data PTK


 Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian untuk menyebut jenis observasi yaitu :

¨ Observasi non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
¨ Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan.

Wawancara atau Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Metode dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Jadi dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.


Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

Macam kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa tergantung pada sudut pandangan :
Di pandang dari cara menjawab maka ada :
¨ Kuesioener terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
¨ Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

Di pandang dari jawaban yang diberikan pada :
¨ Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
¨ Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

Di pandang dari bentuknya maka ada :
¨ Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
¨ Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner tercheck list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda cehck (v) pada kolom yang sesuai.

Sumber: Penelitian Tindakan Kelas, DR. Sulipan, M.Pd.

terima kasih, semoga bermanfaat.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More